Lanjut ke konten

Erysipelas

18 Mei 2009

Erysipelas merupakan suatu infeksi kulit akut dan saluran limfa yang di sebabkan oleh bakteri Streptokokkus pyogenes . Erysipel biasanya bermula dari luka kecil dan muncul di bagian wajah, tangan dan kaki. Kata “Erysipelas” berasal dari bahasa kedokteran latin kuno, dan di perkirakan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu dari bahasa yunani ἐρυθρός (erythrós) «kemerahan», «merah» dan dari bahasa latin πέλλα (pélla) «kulit».

Simptoma dan Gambaran Klinis

Setelah masa inkubasi berlangsung sekitar 2 sampai 5 hari, Erysipelas muncul bersamaan dengan demam (sampai 40°C) dan menggigil. Setelah beberapa jam baru tampak perubahan di bagian kulit yang terinfeksi. Kulit terlihat kemerahan, bengkak, terasa sakit dan menjadi panas. Seiring dengan bertambah parahnya infeksi, lepuhan/gelembung kulit, hemoragis , dan phlegmon mungkin terjadi. Juga pembengkakan nodus limfa di sekitar infeksi tidak jarang di temukan. Bagian yang paling sering terkena yaitu betis dan wajah.  Hasil lab menunjukkan adanya leukositosis,  meningkatnya Laju Endap Darah atau erythrocyte sedimentation rate (ESR),  juga C-reaktive protein.

Terapi

Pengobatan Erysipelas dilakukan secara sistemis (intravena) dengan pemberian penisilin selama 14 hari ( jika infeksi pertama kali) atau 21 hari (jika residiv/terjadi berulang kali). Pengecualian dengan pemberian Antibiotik secara oral (diminum) hanya pada kasus tertentu saja. Selain penisilin, bisa juga diberikan sefalosporin (Cephalosporine) seperti Cefazolin. Resisten terhadap penisilin hampir tidak pernah terjadi sehingga bukan menjadi masalah utama dalam pengobatan. Selain itu, terapi tambahan yang bisa dilakukan yaitu menutup bagian kulit dengan kain lembab dan dingin, juga penggunaan cairan antiseptic sangat di anjurkan. Bagian tubuh yang di duga sebagai tempat masuknya bakteri juga harus mendapat perhatian khusus (seperti jika terjadi jamuran di kaki, ini juga harus di beri pengobatan anti jamur) supaya tidak terjadi residiv.

Pada Atypical Erysipelas  atau terapi yang resisten, pengobatan dilakukan dengan Flucloxacillin (intravena); Ciprofloxacin; atau kombinasi beberapa antibiotik.  Clindamycin di berikan pada pasien dengan alergi penisilin.

Secara umum, Pasien diharuskan bed rest (Tirah baring), profilaktis terjadi trombose bisa di lakukan sesuai faktor risiko, serta pengobatan penyakit bawaan.

Diferensial diagnosa

Erysipelas harus bisa di bedakan dengan penyakit kulit yang mirip dengan infeksi ini. Diantaranya yaitu Dermatitis kontak (contact dermatitis), hanya saja keadaan pasien normal dan tidak menunjukkan tanda patologis dari hasil lab. Selain itu juga pada angioedema, dimana kemerahan kulit tidak begitu jelas dan pasien tidak demam. Erysipeloid juga merupakan infeksi yang mirip dengan erysipelas, tetapi infeksi ini di sebabkan oleh bakteri  Erysipelothrix rhusiopathiae. Biasanya muncul karena terjadi kontak/bersentuhan dengan daging terkontaminasi bakteri ini pada kulit yang lecet atau terluka. Pekerja di tempat penyembelihan hewan sangat rawan dengan Erysipeloid ini.

No comments yet

Tinggalkan komentar